"Seberapa besar kita boleh berharap? Sebesar kapasitas hati kita untuk menampung rasa kecewa" -Nazrul Anwar
L!
Life is too short to be flat
Minggu, 21 September 2014
Terbaik
Pernahkah kamu meminta sesuatu yang kamu inginkan? Atau bahkan sangat kamu inginkan? Pernahkan kamu berpikir bahwa yang kamu inginkan itu adalah sudah pasti baik bagimu? Jika pernah, sayangnya itu salah.
Coba buka saja terjemahan surat Al Baqarah ayat 216,
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia sangat baik bagimu dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia sangat buruk bagimu. Allah Maha Mengetahui, sedangkan kamu tidak."
Seperti itu. Aku sudah beberapa kali mengalaminya. Diantaranya saat memilih universitas saat SNMPTN tertulis 3 tahun lalu dan saat memilih laboratorium untuk melaksanakan penelitian tugas akhir.
Saat memilih tempat kuliah, sebenarnya saya tidak ingin masuk universitas tempat aku kuliah sekarang, tapi institut sebelah. Berkali2 aku minta agar diberikan pilihan yang terbaik olehNya. Akhirnya, aku pun secara perlahan diyakinkan untuk memilih universitas ini.
Begitu pun saat memilih departemen dan laboratorium untuk penelitian tugas akhir. Sebenarnya aku menginginkan untuk melakukan penelitian di luar laboratorium alias dry lab. Sudah meng-apply lamaran penelitian untuk proyek penelitian seorang dosen yang kebetulan penelitiannya tersebut memang dry lab. Namun, Allah berkehendak lain, akupun ditolak. Kemudian aku bergegas mencari dosen lain yang masih satu departemen dan alhamdulillahnya ketemu. Tapi aku merasa masih kurang sreg dengan pilihan ini. Kemudian terus meminta untuk segera diyakinkan, diberi kelancaran dan diberi yang terbaik. Beberapa minggu setelah mengalami kegalauan yang tak kunjung berujung, akhirnya aku pun memutuskan untuk berputar 180 derajat dengan memilih wet lab dan memilih salah satu laboratorium yang sangat aku hindari untuk penelitian tugas akhir, tapi ternyata malah jadinya di laboratorium tersebut. Mungkin saja itu yang terbaik menurut Allah
Jangan samakan ini dengan pasrah, karena artinya amat sangat berbeda. Begitulah. Apa yang menurut diri kita baik belum tentu baik menurut Allah, tapi apa yang menurut Allah baik, itu sudah pasti baik bagi hamba-hambaNya.
Minggu, 17 November 2013
Guruku, Pahlawanku
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasihku
Tuk pengabdianmu
Engkau sebagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa
Tanpa tanda jasa
Penggalan lirik diatas udah pasti ga asing lagi di telinga kita. Istilah "Guru, pahlawan tanpa tanda jasa" itu emang bener banget. Ibu Bapak guru yang udah ngajarin kita banyak hal dari mulai taman kanak-kanak sampai sekarang ga ada yang minta imbalan apapun. Beliau-beliau cuma ingin anak didiknya sukses dan dapat menerapkan ilmu yang diberikannya walaupun, mungkin, kita akan lupa dengan beberapa diantaranya atau beliau lupa nama-nama anak didiknya. Bicara soal guru, jadi guru itu ga mudah, apalagi jadi guru SD. Tiap hari ngajarin banyak pelajaran dengan sifat siswa yang beragam karena di SD itulah lagi dalam masa-masa pembentukan karakter. Dibandingin sama guru SMP, SMA dan dosen yang murid-muridnya udah bisa mengatur segalanya sendiri.
Nah itu lah yang aku rasain di pertemuan 3 FBI (Farmasi Berbagi Ilmu) sabtu lalu. Tiba-tiba aja disuruh masuk ke kelas 2 SD sama temen, karena emang kita cuma ngajarin yang kelas 3, 4 sama 5 aja dan aku sendiri juga ga termasuk ke tim pengajar soalnya udah masuk jadi panitia duluan sebelum open recruitment pengajar *sedih*. Dan setelah masuk kelas.............. Welcome to The Jungle. Dimana-mana manggil, mau ini mau itu. Anak laki-lakinya lari-larian terus, sobek-sobekin kertas buat bikin pesawat terbang kertas, naik-naik ke meja, keluar lewat jendela, keluar masuk kelas, luar biasa. Belum lagi ada yang nangis gara-gara temennya, dibujuk gimana-gimana susaaah banget, sampe harus disogok coklat yang untungnya aku lagi bawa coklat pas itu.
Karena bingung mau ngapain, aku dan salah satu temenku ngajarin apa yang udah diajarin sama tim pengajar di kelas kelas sebelumnya (dan kebetulan aku memperhatikan, alhamdulillah ) seperti belajar bahasa inggris, sambil nyanyi, bahasa jepang dll. Sampe akhirnya bingung mau ngapain lagi kita cuma nyamperin anak-anak di bangkunya masing-masing, sekalian pengen tau nama-namanya sih tapi ternyata ngapalin nama itu susah banget, tapi lebih susah ngapalin nama-nama obat sih *ga usah ditanya*. Pas disamperin ada yang pemalu banget, ada yang nanya terus, ada yang cerita terus tentang semua hal termasuk tentang keluarganya, ada yang ga mau ditanya malah lari-lari, ada juga yang nanya-nanya jam istirahat mulu. Lucu bangett, polos banget sih mereka semua.
Sampe pada akhirnya, ada salah seorang di antara mereka minta tanda tangan aku. "Buat apa tanda tangannya?" kata aku. Terus katanya "buat kenang-kenangan kak, sama nama lengkapnya ya kak". Ga lama dari itu, "Kak, sama nomer hp nya juga yaa". Aku tulis deh semua permintaan dia. Eh ga lama kemudian, temen-temen sekelasnya pada ngikutin minta ttd sama nomer hp, berebutan semua pengen kebagian duluan haha. Aku bilang, "duh kakak jadi kaya artis aja nih dimintain tanda tangan" dan salah satu diantara mereka nyeletuk "abis kakak kakaknya cantik-cantik sih" terus ada yang nanya "kak, kenapa sih mahasiswa itu cantik-cantik?" apa korelasinya coba? haha emang anak-anak itu polos banget ckck. Abis dari luar bentar ditanyain dari mana. Cuma jalan ke deket pintu pun ditanyain mau kemana. How sweet :'
Terus pas udah mau akhir tapi masih pada di kelas, ada yang nanya, "kak minggu depan kesini lagi ga? kesini lagi ya kaaak". Ah jadi sedih minggu depan ga bisa dateng ke SD lagi karena ada tugas angkatan yang ga bisa banget ditinggalin dan minggu depan itu pertemuan terakhir FBI. Lebih sedih lagi pas mereka pada pulang, aaah nyesel baru masuk ke kelas itu sekali.
Sore harinya, masih di hari yang sama, ada nomor ga dikenal sms dan ternyata itu anak kelas 2 yang minta nomer hp langsung sms haha. Dan malem harinya masih di hari itu juga, ada nomor ga dikenal nelpon. Udah takut penipuan aja. Pas telponnya diangkat, "halo kak, ini helma. kakak lagi apa? Minggu depan kesini lagi ga kak? Kakak kapan main kesini lagi?". Sambil pake nada yang malu-malu, emang dia pemalu banget kalo ditanya pasti senyum senyum malu gitu haha how cute.
Walaupun cuma 2-3 jam masuk ke kelas dan cuma hari itu aja, aku udah ngerasain gimana susahnya jadi guru SD apalagi ngajarin yang masih kecil-kecil. Aku bersyukur udah dikasih kesempatan itu, walaupun cuma bentar, udah bisa kenal sama anak-anaknya, bisa deket, bisa ngasih ilmu yang dipunya.
Terima kasih guru-guruku, telah bersabar memberi ilmu dan mengajarkan murid-muridnya dengan penuh kesabaran. Guruku, pahlawanku :)
Kamis, 10 Oktober 2013
#KerjaBakti Festival Gerakan Indonesia Mengajar
Jadi h-1 bulan acara ceritanya mau ngirit jajan untuk nabung buat ongkos pulang pergi, makan, jajan dan biaya pendaftaran. Tapi ternyata............... menabung itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ga sedikit godaan yang datang menghampiri. Jajan ini lah, nyoba itu lah, fotocopy slide ini itu dan sebagainya. Bahkan gara-gara ini aku hampir ngebatalin buat pergi ke FGIM yang alhamdulillahnya ga jadi batal.
H-seminggu, aku dan teman-teman yang mau berangkat mulai cari-cari jadwal kereta. Dari yang tadinya mau berangkat tengah malem karena ngejar kereta ekonomi yang harganya Rp 30.000 *biasa, mahasiswa* sampai akhirnya jadi naik kereta eksekutif yang harganya Rp 90.000 haha jauh banget ya. Itu semua karena ga direstui sama orang tua klo berangkat tengah malem. Tapi, rencana Allah memang indah, selalu indah. Waktu buka website kereta api mau liat jadwal kereta eksekutif, ada iklan diskon harga tiket 28% khusus mahasiswa dan pelajar di bulan Oktober hanya dengan memperlihatkan kartu pelajar atau KTM. Alhamdulillah, jadi makin ga sabar nunggu hari H.
Tapi manusia juga hanya bisa merencanakan, sisanya Allah yang tentukan. H-6 aku tiba-tiba demam. Khawatir pastinya, udah langsung mikir ke yang engga-engga. Khawatirnya khawatir ga bisa ikut FGIM bukan khawatir ga bisa kuliah hahaha. Besok2nya dipaksain masuk praktikum tanpa masuk kuliah dan syukurnya ada beberapa yang emang kelasnya dicancel. Selama beberapa hari ke depan tersebut juga aku berusaha untuk meningkatkan sistem imun walaupun emang ga enak makan. Alhamdulillah lagi setelah 2 hari demamnya turun, dan memang udah minum antipiretik juga.
Daaaan tibalah hari Jumat, H-1. Saat itu aku ada kuliah pagi. Ga ada yang aneh sebelumnya, sama seperti hari-hari biasanya. Waktu lagi nulis apa yang diterangkan oleh dosen, aku merasakan ada yang aneh dengan tanganku. Benar saja, ada ruam-ruam merah di punggung dan telapak tangan. Konsentrasiku jadi hilang, karena seingatku aku ga punya alergi apapun. Yang ada di pikiranku saat itu adalah kuliah tersebut cepat berakhir. Setelah kelas selesai, aku segera memeriksa ruam-ruam tersebut dan ternyata ada di sekujur tubuh. Malam harinya, aku pun pergi ke dokter. Setelah masuk ruang dokter, baru juga aku sodorkan tangan dokternya langsung bilang klo itu.... DBD. Deg. Udah takut ga bisa berangkat aja subuhnya. Untungnya dokter bilang ga usah dirawat cuma banyakin minum. Alhmdulillah masih bisa berangkat, klo niat baik itu emang selalu Allah mudahkan :''''''''''')
Tibalah hari keberangkatan itu. Aku bersama teman-teman berangkaat dari stasiun Bandung jam 5 pagi. Waktu yang ditempuh untuk sampai stasiun Gambir kurang lebih 3 jam. Tak sabar rasanya untuk segera sampai disana. Setelah sampai stasiun, perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan busway. Udara panas Jakarta begitu terasa, apalagi saat berdesak-desakan di dalam busway. Setelah berdiri di busway selama kurang lebih 20 menit, kami sampai di Ancol. Untuk sampai ke lokasi, dari gerbang Ancol masih harus ditempuh dengan jalan kaki. Lumayan jauh dan cape untuk aku yang memang kurang fit pada saat itu.
Akhirnya sampai juga di Ecovantion Hall Ancol. Sampai disana kami langsung bertemu Bapak Anis Baswedan, penggagas Gerakan Indonesia Mengajar. Tanpaa pikir panjaang kami langsung berfoto dengan beliau
Wahana ketiga adalah keping pedia. Disini kami diharuskan memotong sebuah poster besar bertemakan tertentu sesuai dengan pola yang sudah ada. Selain itu, di bagian kosong dari poster tersebut juga kita harus menuliskan kata-kata semangat agar adik-adik yang menerima puzzle ini tetap semangat. Ah ya, ga lupa juga foto-foto di photoboot paling keren di FGIM
Wahana keempat adalah kotak cakrawala. Disini kami harus mengepack buku-buku yang sudah ditentukan jenis dan jumlahnya untuk dikirimkan ke satu desa. Seru banget deh. Walaupun kita hanya bungkus-bungkus buku tapi ini semua besar artinya untuk adik-adik disana. Kecil sih tapi berarti besar, kaya plasmid *loh* Di wahana ini juga udah mulai kerasa cape dan pusing. Karena emang lagi ngga fit mungkin ya.
Wahana terakhir adalah video profesi. Ini adalah kesempatan besar untuk mengenalkan profesi kami ke pelosok nusantara. Semoga nanti banyak penerus yang mau jadi apoteker ya :')
Sebenarnya masih banyak wahana lain seperti surat semangat, sains berdendang, melodi ceria, teater dongeng dan aula Indonesia. Namun karena keterbatasan waktu dan antrian tiap wahana yang panjaaaaaaaaang banget, makin siang makin rame, kami memutuskan untuk kembali ke stasiun. Karena jam sudah menunjukkan pukul setengah 3. Ga kerasa sama sekali. Padahal kami masuk dari jam 10, coba bayangkannn.
Untuk sampai ke stasiun saja, kami harus berdesak-desakan di halte busway. Ngerasain yang namanya didorong orang-orang, berdiri lama, panas, orang yang ga ramah dll. Setelah lama-lama ngantri ternyata jalur busway menuju Gambir ditutup karena ada ulang tahun TNI di Monas. Terpaksa harus cari arah lain dan jalan kaki lumayan jauh ke stasiun. Sebenarnya klo ga dikejar waktu kereta pasti perjalanan pulang itu asik.
Sampai juga di stasiun setelah ketemu petugas busway yang ga ramah, didorong-dorong orang banyak, diklaksonin pengendara mobil yang ga sabaran setiap nyebrang, sampai kaki bengkak. Ah perjuangan. Alhamdulillah masih diberi kesempatan untuk merasakan perjalanan ini. Akhirnya kami sampai kembali ke stasiun Bandung jam 10 malam. WHAT AN AMAZING DAY, EVER! :'''''
Euforianya masih kerasa sampe sekarang padahal udah H+seminggu. Di acara ini kita bisa melihat betapa banyaknya orang-orang yang masih peduli dengan pendidikan di Indonesia, beribu-ribu orang bahkan. Semoga apa yang telah kami semua lakukan bermanfaat untuk adik-adik di nusantara. Harus lebih banyak bersyukur terhadap segala kemudahan yang kita dapatkan setiap harinya. Bayangkan, untuk mengakses informasi saja mereka kesulitan, mendapatkan buku bacaan pun seperti itu. Berbeda dengan kita yang dapat mengakses segala informasi dalam sebuah genggaman. Percayalah, aksi kecil kita semua di FGIM itu berarti sangat besar untuk adik-adik kita di nusantara.
Kamis, 13 Juni 2013
Aku Belum
Carilah orang yang tidak memintamu apa-apa, tetapi kamu mau memberikan segala-galanya -Dee dalam Perahu Kertas
Ya. Seperti itu. Kamu sudah. Tetapi aku belum :)
Sabtu, 11 Mei 2013
57-84
Kelas praktikum yang isinya 57-84 ini yg aku rasain jadi kelas praktikum ter-ribut diantara shift praktikum kelas A (kayanya sih ini, tapi udah pasti deng ._.). Shift praktikum dengan jumlah laki-laki terbanyak diantara kelas A. Mungkin gara-gara itu juga jadi paling ribut haha. Ada yang nyanyi-nyanyi lah, gosip, ketawa ketiwi, bahkan ngemodus. Udah diingetin sama hampir semua aslab yang ngaslabin kelas ini juga tetep aja gitu, ribut. Harus banyak sabar kalo ngaslabin shift praktikum ini hehe
57-84 ini juga kelas praktikum ter-modus. Hampir di setiap lab yang aslabnya cewek pasti dimodusin sama anak-anak cowonya, ga semua cowonya sih tapi hampir semua. Pokoknya siap-siap aja deh buat teteh-teteh yang ngaslabin kelas kita dimodusin hihi. Aku aja (dan kayanya semua penghuni shift 57-84) udah kebal sama semua gombalan dan modusan salah satu dan beberapa anak cowok di kelas praktikum ini.
Kelas ini juga kelas ter-beda. Maksudnya beda itu, ya ga sama kaya kelas-kelas praktikum lain. Waktu semester 3 shift praktikum ini dapet dosen yang lebih 'tegas' dari kelas yang lain di salah satu lab. Cara SCL (Student Center Learning) nya juga beda. Tapi, manfaatnya kerasa banget pas bikin laporan praktikumnya alias lapak. Setiap detailnya dijelasin dengan jelas. Ga cuma itu, semester ini juga tetep gitu. Tapi yang sekarang lebih kerasa banget manfaatnya, jadi kalo ujian praktikum ga terlalu tegang (semoga). Itu 'beda' yang menghasilkan efek positif. Yang negatif? gatau negatif gatau positif sih ini haha, kelas praktikum ini lebih sering kuis dibanding kelas praktikum lain. Pernah juga dikasih kuis modul buat minggu depannya lagi yang sama sekali belum dipelajari dan belum dibaca gara-gara ribut selama praktikum ck.
57-84 juga shift praktikum terwoles se-kelas A. Gimana engga, ngerjain lapak semalem sebelumnya. Kalo hari Jumat pagi, dimana shift lain pada ngegabung-gabungin bagian lapak satu kelompoknya di kelas, shift ini masih woles2 aja bolak-balik ke kantin, ngobrol, bengong, dll. Mau dibikin secepat apapun deadlinenya, pasti ujung-ujungnya deadline jadi h-1, bahkan h-beberapa jam. Bikin tugas kuliah yang dikumpulinnya minggu depan, anak-anak yang lain sehari setelah diberikan tugas langsung pada ngerjain, didiskusiin di kelas, nah kalo dari 57-84 kebanyakan baru ngerjain sehari atau bahkan semalem sebelum dikumpulin, close enough lah ya.
Itu lah 57-84, ribut, modus, beda, woles, tapi tetep cinta. Titik dua tereksitasi. ❤❤❤
Kamis, 09 Mei 2013
Bintang
Langit menjadi sangat gelap
Tapi aku masih tetap bisa melihat bintang itu bersinar terang
:)