Pages

Kamis, 10 Oktober 2013

#KerjaBakti Festival Gerakan Indonesia Mengajar

Siapa yang ga tau sih Gerakan Indonesia Mengajar. Klo gatau googling aja deh~ Pada minggu lalu, 5-6 Oktober 2013 dilaksanakan Festival Gerakan Indonesia Mengajar di Ancol. Di acara itu, para relawan diminta untuk membuat media pembelajaran yang unik untuk adik-adik di pelosok nusantara dimana pengajar muda ditempatkan. Awalnya sih ga terlalu ingin ikut. Tapi, setelah beberapa teman yang mengajak akhirnya tergiur juga untuk ikut. Apalagi mereka pulang pergi mau naik kereta *hehe.

Jadi h-1 bulan acara ceritanya mau ngirit jajan untuk nabung buat ongkos pulang pergi, makan, jajan dan biaya pendaftaran. Tapi ternyata............... menabung itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ga sedikit godaan yang datang menghampiri. Jajan ini lah, nyoba itu lah, fotocopy slide ini itu dan sebagainya. Bahkan gara-gara ini aku hampir ngebatalin buat pergi ke FGIM yang alhamdulillahnya ga jadi batal.

H-seminggu, aku dan teman-teman yang mau berangkat mulai cari-cari jadwal kereta. Dari yang tadinya mau berangkat tengah malem karena ngejar kereta ekonomi yang harganya Rp 30.000 *biasa, mahasiswa* sampai akhirnya jadi naik kereta eksekutif yang harganya Rp 90.000 haha jauh banget ya. Itu semua karena ga direstui sama orang tua klo berangkat tengah malem. Tapi, rencana Allah memang indah, selalu indah. Waktu buka website kereta api mau liat jadwal kereta eksekutif, ada iklan diskon harga tiket 28% khusus mahasiswa dan pelajar di bulan Oktober hanya dengan memperlihatkan kartu pelajar atau KTM. Alhamdulillah, jadi makin ga sabar nunggu hari H.

Tapi manusia juga hanya bisa merencanakan, sisanya Allah yang tentukan. H-6 aku tiba-tiba demam. Khawatir pastinya, udah langsung mikir ke yang engga-engga. Khawatirnya khawatir ga bisa ikut FGIM bukan khawatir ga bisa kuliah hahaha. Besok2nya dipaksain masuk praktikum tanpa masuk kuliah dan syukurnya ada beberapa yang emang kelasnya dicancel. Selama beberapa hari ke depan tersebut juga aku berusaha untuk meningkatkan sistem imun walaupun emang ga enak makan. Alhamdulillah lagi setelah 2 hari demamnya turun, dan memang udah minum antipiretik juga.

Daaaan tibalah hari Jumat, H-1. Saat itu aku ada kuliah pagi. Ga ada yang aneh sebelumnya, sama seperti hari-hari biasanya. Waktu lagi nulis apa yang diterangkan oleh dosen, aku merasakan ada yang aneh dengan tanganku. Benar saja, ada ruam-ruam merah di punggung dan telapak tangan. Konsentrasiku jadi hilang, karena seingatku aku ga punya alergi apapun. Yang ada di pikiranku saat itu adalah kuliah tersebut cepat berakhir. Setelah kelas selesai, aku segera memeriksa ruam-ruam tersebut dan ternyata ada di sekujur tubuh. Malam harinya, aku pun pergi ke dokter. Setelah masuk ruang dokter, baru juga aku sodorkan tangan dokternya langsung bilang klo itu.... DBD. Deg. Udah takut ga bisa berangkat aja subuhnya. Untungnya dokter bilang ga usah dirawat cuma banyakin minum. Alhmdulillah masih bisa berangkat, klo niat baik itu emang selalu Allah mudahkan :''''''''''')

Tibalah hari keberangkatan itu. Aku bersama teman-teman berangkaat dari stasiun Bandung jam 5 pagi. Waktu yang ditempuh untuk sampai stasiun Gambir kurang lebih 3 jam. Tak sabar rasanya untuk segera sampai disana. Setelah sampai stasiun, perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan busway. Udara panas Jakarta begitu terasa, apalagi saat berdesak-desakan di dalam busway. Setelah berdiri di busway selama kurang lebih 20 menit, kami sampai di Ancol. Untuk sampai ke lokasi, dari gerbang Ancol masih harus ditempuh dengan jalan kaki. Lumayan jauh dan cape untuk aku yang memang kurang fit pada saat itu.

Akhirnya sampai juga di Ecovantion Hall Ancol. Sampai disana kami langsung bertemu Bapak Anis Baswedan, penggagas Gerakan Indonesia Mengajar. Tanpaa pikir panjaang kami langsung berfoto dengan beliau

Kemudian dilanjutkan mengantri untuk registrasi dan menunggu shift selanjutnya untuk masuk ke ruangan. Akhirnya kami pun masuk ke ruangan. Pertama masuk pintu, kami langsung masuk kelas orientasi. Disini dielaskan ada wahana apa saja di dalam dan teknis-teknis yang umum. Setelah masuk kelas orientasi, kami diberi kertas kecil yang di dalamnya ada tulisan wahana apa yang harus kami kunjungi pertama kali. Wahana pertama yang kami kunjungi adalah kartupedia. Yeay! Di wahana ini, kami diberi sebuah kartu yang bergambar di salah satu sisinya dan sisi lainnya kosong. Di bagian yaang kosong itu kami harus menuliskan mengenai gambar di kartu tersebut dan dibuat sekreatif mungkin agar adik-adik yang jauh disana tertarik untuk membacanya.

Sebelum ke wahana selanjutnya ada upacara bendera terlebih dahulu. Upacara bendera ini berbeda dengan yang biasanya karena di dalam ruangan dan kolaborasi dengan adik-adik yang ada di seluruh nusantara. Di dalam ruangan semua orang ikut upacara, dari anak kecil hingga dewasa bahkan ada yang lansia masih mengambil andil untuk peduli terhadap pendidikan anak Indonesia. Yang paling bikin merinding adalah saat menyanyikan lagu wajib nasional, yaitu Tanah Air. Dipimpin oleh paduan suara anak-anak nusantara. Kerasa banget "Bhineka Tunggal Ika" nya. Karena dari tiap daerah menyanyikan lagu yang sama namun logat mereka berbeda-beda.

Wahana kedua yang kami kunjungi adalah kemas-kemas sains. Disini kami menyusun 2 alat permainan. Permainan tersebut bukan permainan biasa, melainkan permainan yang ditemukan oleh beberapa adik-adik yang berasal dari pelosok. Keren bukan? Mereka dari pelosok bisa menciptakan permainan yang berbeda, baru, unik. Karena permainan ini mereka menang dalam olimpiade sains. Salah satu diantara mereka adalah Armansyah yang berhasil menciptakan "Papan Armansyah". Sejenis permainan papan seperti monopoli/ular tangga, namun diciptakannya berbeda, lebih edukatif.


Wahana ketiga adalah keping pedia. Disini kami diharuskan memotong sebuah poster besar bertemakan tertentu sesuai dengan pola yang sudah ada. Selain itu, di bagian kosong dari poster tersebut juga kita harus menuliskan kata-kata semangat agar adik-adik yang menerima puzzle ini tetap semangat. Ah ya, ga lupa juga foto-foto di photoboot paling keren di FGIM



Wahana keempat adalah kotak cakrawala. Disini kami harus mengepack buku-buku yang sudah ditentukan jenis dan jumlahnya untuk dikirimkan ke satu desa. Seru banget deh. Walaupun kita hanya bungkus-bungkus buku tapi ini semua besar artinya untuk adik-adik disana. Kecil sih tapi berarti besar, kaya plasmid *loh* Di wahana ini juga udah mulai kerasa cape dan pusing. Karena emang lagi ngga fit mungkin ya.



Wahana terakhir adalah video profesi. Ini adalah kesempatan besar untuk mengenalkan profesi kami ke pelosok nusantara. Semoga nanti banyak penerus yang mau jadi apoteker ya :')

Sebenarnya masih banyak wahana lain seperti surat semangat, sains berdendang, melodi ceria, teater dongeng dan aula Indonesia. Namun karena keterbatasan waktu dan antrian tiap wahana yang panjaaaaaaaaang banget, makin siang makin rame, kami memutuskan untuk kembali ke stasiun. Karena jam sudah menunjukkan pukul setengah 3. Ga kerasa sama sekali. Padahal kami masuk dari jam 10, coba bayangkannn.

Untuk sampai ke stasiun saja, kami harus berdesak-desakan di halte busway. Ngerasain yang namanya didorong orang-orang, berdiri lama, panas, orang yang ga ramah dll. Setelah lama-lama ngantri ternyata jalur busway menuju Gambir ditutup karena ada ulang tahun TNI di Monas. Terpaksa harus cari arah lain dan jalan kaki lumayan jauh ke stasiun. Sebenarnya klo ga dikejar waktu kereta pasti perjalanan pulang itu asik.

Sampai juga di stasiun setelah ketemu petugas busway yang ga ramah, didorong-dorong orang banyak, diklaksonin pengendara mobil yang ga sabaran setiap nyebrang, sampai kaki bengkak. Ah perjuangan. Alhamdulillah masih diberi kesempatan untuk merasakan perjalanan ini. Akhirnya kami sampai kembali ke stasiun Bandung jam 10 malam. WHAT AN AMAZING DAY, EVER! :'''''

Euforianya masih kerasa sampe sekarang padahal udah H+seminggu. Di acara ini kita bisa melihat betapa banyaknya orang-orang yang masih peduli dengan pendidikan di Indonesia, beribu-ribu orang bahkan. Semoga apa yang telah kami semua lakukan bermanfaat untuk adik-adik di nusantara. Harus lebih banyak bersyukur terhadap segala kemudahan yang kita dapatkan setiap harinya. Bayangkan, untuk mengakses informasi saja mereka kesulitan, mendapatkan buku bacaan pun seperti itu. Berbeda dengan kita yang dapat mengakses segala informasi dalam sebuah genggaman. Percayalah, aksi kecil kita semua di FGIM itu berarti sangat besar untuk adik-adik kita di nusantara.

Tidak ada komentar: